Senin, 01 Agustus 2016

MULTATULI "Max Havelaar"

Max Havelaar adalah sebuah buku karangan Eduard Douwes Dekker, mempunyai nama pena Multatuli (aku sudah cukup menderita: latin), yang ditulis pada tahun 1859 di Brussel, Belgia. Max Havelaar mempunyai judul asli ” Max Havelaar, of de Koffiveilingen der Nederlandsche Handelmaatschappy “ atau dalam bahasa Indonesia kira-kira mempunyai arti : Max Havelaar atau Lelang Kopi Perusahaan Dagang Belanda.

serara garis besar buku ini menceritakan tentang seorang Asisten residen di Lebak Rangkasbitung keresidenan Banten yang mencoba melawan arus terhadap pemerintahan Hindia Belanda karena begitu banyak ketimpangan dan penindasaan terhadap pribumi atas nama kekuasaan. ketimpangan dan penindasan ini terjadi karena pemerintah Hindia Belanda mengekploitasi kekayaan Nusantara melalui tangan pribumi yang bisa mereka manfaatkan dan pribumi yang mereka beri kekuasaan ini juga melakukan penindasan terhadap masyarakat yang berada di bawah kekuasaanya.

buku ini menggambarkan beberapa diminsi kehidupan yang berbeda, petama tentang penderitaan oleh pribumi yang ditindas sedemikian rupa, tapi tidak bisa melakukan apapun dan pada akhirnya harus meninggalkan kampung halaman mereka, yang digambarkan melalui kisah saidjah dan adinda dalam buku ini. kedua tentang pengusaha yang hanya ingin memperkaya diri dengan begitu banyak kecurigaan, egois dan hanya memikirkan uang, yang digambarkan melalui tokoh Batavus Droogstoppel sebagai seorang makelar kopi. dan kisah sang Regen yang begitu gila kehormatan walaupun harus menindas bangsanya sendiri.

namun buku ini ditulis dengan alur cerita melompat-lompat (seperti yang diakui oleh penulisnya sendiri) dari satu kisah ke kisah yang lain sehingga pada awalnya akan terasa membosankan dan membingungkan. Multatuli mencoba menjelaskan alasannya menulis dengan alur yang demikian pada akhir ceritanya, namun itu tetap akan memberi kesan mengecewakan pada si pembaca (saya sendiri tentunya). walaupun begitu subtansi yang ingin dicapainya tetap sampai kepada sasaran, buktinya banyaknya kritikan terhadap buku ini dan sampai saat ini telah diterjemahkan kedalam 40 bahasa.
Dan dengan berbekal keyakinan yang termanifestasikan dalam kata-kata “ya, aku bakal dibaca” Multatuli melahirkan karyanya bertajuk Max Havelaar. Novel Max Havelaar karya Multatuli yang diterbitkan pada tahun 1860 ini sangat laris dan menggemparkan daratan Eropa. sudah pasti pemerintah Belanda tak menyukainya, karena melalui Max Xavelaar ini Multatuli membuka “borok” dan mempermalukan pemerintah Hindia Belanda di mata dunia.

padang, 2 agustus 2016
Ashabul Kahfi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar